Senin, 20 Juni 2016

ENDANG WERDININGSIH

Minggu, 19 Juni 2016 Wayang Orang Langgeng Budoyo di THR Surabaya, pukul 20.30 WIB - 23.00. Ringgit Tyang dalu punika nyariosaken Raden Arjuno kaliyan Ponokawan macak dados wanita,




































Kamis, 16 Juni 2016

ORIFLAME PEDULI YATIM PIATU & TBM

     Kamis, 16 Juni 2016 di Lantai 2 Jalan Kombes Pol. Duryat No.2 Surabaya diselenggarakan Lomba Story Stelling TBM Kec. Tegalsari oleh Oriflame. Acara yang dikemas di bulan Ramadhan itu juga memberikan bantuan kepada Anak Yatim Piatu di Wilayah Kec. Tegalsari. Puluhan anak yatim mendapat bingkisan dari Oriflame. Komunitas Taman Bacaan Surabaya wilayah Kecamatan Tegalsari mengadakan seleksi Lomba yang diikuti 9 Peserta. Kebanyakan siswa peserta ini duduk di kelas IV dan mampu memukau peserta lainnya karena kepiawaian dalam menceritakan kisah baik lewat gambar atau langsung bercerita. 
     Kali ini mengangkat kisah Nabi dan Rasul. Beberapa peserta juga menggunakan properti untuk menarik perhatian. Dari Kakak Pembina (Barpus Surabaya) diberikan contoh bagaimana agar siswa mengenal Literasi lebih dekat yaitu membaca dan menulis. Ujud nyata dari hasil membaca adalah bercerita. Perwakilan dari oriflame sendiri sangat paham mengartikan Literasi. Membaca/bercerita adalah memahami, sedang menulis adalah menuangkan ide. Bukti penguasaan siswa dalam membaca adalah tahu Judul, Penerbit, Pengarang, Isi Cerita dalam daftar isi dan kemudian menceritakan kembali,ujar kakak-kakak dari Barpus Surabaya. 
     Kesimpulan akhir siswa harus dapat menyampaikan pesan moral dari buku yang dibacanya atau Cerita yang disampaikan ke audien. Hasil lomba berupa Piala dan Uang Pembinaan diberikan untuk juara 1 - 3. Bagi Peserta lain dan Anak Yatim Piatu diberikan santunan.














Minggu, 12 Juni 2016

TAKJIL GRATIS LUDRUK DAN KETOPRAK GURU SURABAYA

Sabtu, 11 Juni 2016
     Implementasi Pelaksanaan Kurikulum 2013 diujudkan dalam penampilan berbeda oleh Guru-guru yang tergabung dalam Paguyuban Ludruk Guru Surabaya (Koordinator Adi Ngadiman) dan Ketoprak Guru Surabaya (Koordinator Suhadi) yaitu dengan mengadakan Kegiatan Pembagian Takjil Gratis di Balai Pemuda dekat Gedung DPRD II Kota Surabaya. Guru Surabaya tidak hanya seekedar memberikan ilmu kepada siswa. Tetapi juga memberi suri teladan dengan menerapkan Pelaksanaan Kurikulum 2013 di lapangan. Disamping ada keinginan untuk tetap melestarikan budaya lewat dua jalur yang berbeda, juga tetap mengamalkan nilai-nilai Keagamaan dengan menghimpun anggota mengumpulkan dan sekaligus membagi Takjil.
     Ludruk dengan tari remonya merupakan kesenian yang lugas, blak-balakan dalam bertutur kata yang merupakan ciri khas warga Surabaya. Kesenian ini mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Begitu juga dengan Ketoprak yang lebih mengedepankan Tata krama dalam bertutur kata kurang dapat diminati oleh kaum muda. Melalui Kegiatan Pembagian Takjil Gratis oleh Ludruk Guru Surabaya dan Ketoprak Guru Surabaya, masyarakat akan lebih mengenal kembali budaya yang adi luhung. Pada kesempatan ini telah dibagikan tidak kurang dari 400 kotak kue dan minuman kepada masyarakat. Dana berasal dari Guru-guru dan simpatisan Ludruk dan Ketoprak yang pernah manggung bersama di THR Surabaya. Marilah kita lestarikan Ludruk dan Ketoprak. Semoga berikutnya menyusul Wayang Orang dan kesenian-kesenian lain yang telah ditinggalkan oleh anak didik dan generasi muda. Jangan pernah bosan melestarikan kesenian daerah. 
     Pada laporan yang disampaikan Mbah Joyo bahwa pelaksanaan Kegiatan Ketoprak untuk mendukung guru telah dikeluarkan dana sebesar 17 juta. Dari Komunitas guru mendapat bantuan 10 juta. Kekurangan 7 juta ditanggung Mbah Joyo. Subnallah. Mbah Joyo dkk. telah menghidupkan Ketoprak masih harus mengeluarkan dana untuk ikut melestarikan Budaya Adi Luhung. Terima kasih Mbah Joyo. Semoga segala amalan Bapak dengan Seniman mendapat ganti lebih besar dari Allah SWT. Dari Komunitas guru sendiri ada tambahan pengeluaran sebesar 7 Juta, dilaporkan Bendahara Eny Cholifah. Jadi Total beaya pementasan Ketoprak sebesar 24 juta. Dana tersebut berasal dari sumbangan berbagai pihak termasuk Dispendik Kota Surabaya, anggota DPRD, Guru, dan KS yang peduli terhadap Kesenian. Semoga siapa saja yang ikut menyumbang dan ikhlas pasti dapat ganti yang berlipat ganda dari Tuhan YME.