[14/09 02:05] rudysugengp: TIMBANG 44 kg
Kloter 34 Sub
Mulai TIMBANG TAS besar, sekitar pk. 17.15 disaksikan Ketua Kloter.
Harusnya Karom dan Karu hadir.
Proses penimbangan dilakukan secara digital dengan batas Toleransi kurang dari 1 kg.
Misalnya : 32,99.
Bila Angka digital menunjuk angka 33 kg lebih, maka yang bersangkutan wajib membuang sendiri isi tasnya.
450 orang dan Tas tidak mungkin dapat dihadirkan satu per satu, karena malah merepotkan.
Diambil langkah yang wajib menyaksikan Ketua Kloter, Karom ( yg membawahi 44 orang/tas), dan Karu (yg membawahi 10 orang).
Pengumuman Penimbangan molor 5 jam.
Akhirnya Persaksian Penimbangan dilakukan oleh Jamaah yang ada, dan kesannya lebih mendahulukan tas milik pribadi dan keluarga nya.
Bahkan ada yang cenderung "Nyelonong Boy". Namun nggak sempat kacau. Kesannya malah bercanda, apalagi bila dijumpai teman yang isi tasnya lebih dari 33 kg.
Sesi penimbangan tas, menjadi harap-harap cemas.
Tas yang berlebih ada yang terkunci dan pemiliknya sedang DL.
Harusnya ada instruksi bahwa sesion penimbangan tas, Tidak ada Seorang Jamaah pun yang meninggalkan Hotel, sekalipun itu ke Masjidil Haram.
Satu orang bermasalah, semua Jamaah satu Kloter kena getah.
Solusi akhir tas Jamaah yang berlebih timbangan ditinggal alias tidak diangkut.
Alhamdulillah, Petugas memiliki Toleransi tinggi, hingga akhirnya Semua Tas terangkut dan siap terbang tanpa pemilik.
Sebagai catatan :
1. Juara KLOTER 34 Sub, berat 44 kg.
2. Juara KBIH Muhammadiyah, 36 kg.
3. Juara dibawah 32 kg, Rombongan 9.
Kepada juara 1 dan 2, mendapat hadiah :
Membongkar isi Tas,
Mengeluarkan Sebagian Isinya
TIMBANG ulang hingga mencapai di bawah 33 kg.
Ini baru LOLOS Timbangan.
Masih ada lagi yaitu :
XRAY di Bandara, dengan Larangan Utama membawa benda cair yang salah satunya Air Zamzam.
Mari berdoa, semoga semua LOLOS dan tidak ada barang yang dibuang di Bandara.
[14/09 08:12] rudysugengp: PENTING !
Untuk Sabtu dan Jumat
16 September 17
15 September 17
WIS YO....
Ojo NGLAYAP
Ojo Blakrak
[14/09 12:39] rudysugengp: Menjelang Sholat Dhuhur, Jalanan dan Kamar sepi karena Jamaah di Ruang Mushola (PR), terutama Wanita.
Pria di Masjid sebelah hotel.
Yang lain sudah berangkat ke Masjidil Haram 2 jam sebelum Sholat dimulai.
Bus berhenti hingga Sholat Usai
[14/09 12:43] rudysugengp: Suasana di Lobby Hotel (Ruang G, sepi),
Hanya TV berbunyi tanpa penghuni dan sesekali menatap lalu lalang Sedikit Jamaah yang kebetulan sedang didatangi Rembulan, terutama WUS (Wanita Usia Subur)
[14/09 12:56] rudysugengp: BERPISAH
Sebentar lagi, tepatnya Jumat, 15 September 2017.
Jamaah Haji Kloter 34 Sub, antara lain KBIH Muhammadiyah 2, akan meninggalkan kota Mekkah, khususnya Ka'bah.
Setelah ini, kita tidak dapat lagi Towab, keliling Ka'bah bersinggungan dengan BANGSA di dunia.
Entah kapan lagi, kita sempat mampir disini.
Apakah masih ada usia ini di tahun mendatang ?
Masih mampukah kita, baik fisik maupun mental ?
Wahai Ka'bah...
Aku hanya dapat mengenang
Aku hanya melihat mu dari jarak ribuan Km
Ka'bah
Suatu hari, aku pasti rindu padamu
Ketika Kau dihadapkan ku, aku sia-siakan waktuku
Maafkan Aku
Tapi aku selalu mengenangmu
Ya...Allah
Aku akhirnya semakin mengenal-Mu
Lewat
Ka'bah-Mu
Kau Satukan Umat Islam Sedunia
Selamat Tinggal Ka'bah-ku
Allah lindungi Aku dan Semua Jamaah Haji beserta Keluarga nya
[14/09 13:09] rudysugengp: Termasuk Sahabat dan Kerabat di Indonesia.
[14/09 20:02] rudysugengp: Sholat Berjamaah di Pertigaan Lantai 4.
Imam : H.Khusuk
Penceramah : H.Sawai
[14/09 20:06] rudysugengp: Judul Ceramah :
Buwuhan Manten
[14/09 20:24] rudysugengp: H. Khuluk
[14/09 21:36] rudysugengp: SUTJIPTO
Pensiunan Guru Matematika, usia 70 tahun.
Sepuluh tahun lalu pensiun dari SMKN 10 Surabaya.
Memiliki penyakit darah tinggi.
Tiga tahun lalu, kena serangan Stroke.
Saat ini jalannya terseok dan dibantu tongkat kaki tiga.
Saat berjalan selalu menghitung langkah dengan memorinya. Bila terganggu atau diajak bicara, maka mencoba hitung ulang langkahnya.
Semangat sholat ke Masjid dari 12 lantai, walau posisi Beliau di Lantai 4 adalah Sesuatu yang luar biasa.
Tanpa bantuan.
Mulai keluar Kamar, masuk Lift, turun, jalan ke Masjid dan menyeberang jalan. Jarak Masjid sejauh 500 meter dari Lantai G ( LOBY ).
Anak 4, cucu 3, sudah memiliki rumah.
Istri masih ada dan tidak sempat bersama karena mengurus rumah.
Sehari ke Masjid untuk berjamaah sebanyak 3 kali.
Dhuhur, nunggu Ashar terus pulang.
Magrib di lanjut Isya', terus pulang.
Subuh hingga terbit Matahari, mampir di Taman untuk membeli sesuatu hingga pulang.
Di Masjid baca Al Quran, dan ketika Sholat berusaha mencari Shaft terdepan.
Kondisi semacam ini, kadang menarik perhatian para jamaah di seluruh dunia.
Ketika menyeberang pasti ada yang membantu.
Mobil yang cepat sekalipun, pasti ngerem.
Kekurangan Fisik, Tidak menggugurkan Ibadah Haji.
Hanya satu, yang diwakilkan Lempar Jamarat.
Prosesi Haji telah dilakukan dengan Sempurna
ANDA MEMILIKI KEKURANGAN FISIK.
JANGAN TAKUT BERHAJI.
[15/09 11:29] rudysugengp: KA'BAH
Kekasihku
Ka'bah
Towab Wada'
Membuat ku
Berpisah
Ya...Allah
Jagalah
Ka'bah ku
Suatu hari
Bila
Nafas masih berhembus
Ku 'kan menengok mu
Dengan hasil jerih payahku
Semoga orang yang titip doa
Kepadaku
Berlomba-lomba mengunjungi mu
Dalam Doa dan Dzikir
Hanya 'tuk Allah semata
Sahabat Haji
Ayo....
Terus berdoa untuk
Keluarga dan Kerabat
[16/09 00:30] rudysugengp: JUPRET
Ini kisah Sorban di Kepala Jamaah.
Di beberapa tempat, misalnya Jabal Nur, Jabal Tsur, dan Jabal Rahma.
Ketika Jamaah Haji sedang diam, berfoto sendiri, beramai-ramai, didatangi dengan spontan seseorang yang tiba tiba meletakkan Sorban di Kepala Kaum Pria dan kadang disandingkan dengan istri Jamaah.
Dengan sigap sang Jupret (Juru Potret), mengeluarkan Kamera Polaroid.
Sekejap dikeluarkan kertas putih dikibas-kibaskan.
Beberapa lama nampak hasil foto berwarna.
Tentu saja hasilnya diserahkan kepada Pemiliknya.
Eit...
Jangan senang dulu !
Bersamaan itu pula, Jupret meminta imbalan uang real.
Secara wajar, ongkos cetaknya berkisar 10 - 20 real sesuai perjanjian.
Bila tidak ada perjanjian, Anda ditarik ongkos, 50 - 100 real.
Apakah Anda Marah ?
Tentu saja !
Tapi sebagai Jamaah Haji, pantaskah kemarahan itu kita lontarkan ?
Suatu hal yang seharusnya disampaikan kepada Jamaah saat Manasik, Pembekalan, Pengarahan ketika di Tanah Air.
Jadi tidak melulu ibadah Haji.
Hal yang sama dialami beberapa Jamaah karena kurangnya Informasi.
Termasuk oleh Ketua PGRI SURABAYA dua Periode, Bp. H. SOEMARTO.
Kisah nyata ini disampaikan oleh Beliau, saat akan Naik bukit, berdua dengan istri di Jabal Rahmah.
Walhasil...
Nggak jadi naik.
Bahkan menurut teman Beliau, praktik ini lebih keras saat di atas Bukit Rahmah.
Jumat, 15 September 17,
Aku menemui Bp. H. SOEMARTO di hotel Al-Ikhsan di Sektor 414 dengan naik bus Merah Putih No.1 dari Terminal di Belakang Bin Dawood, Al-Shisah, pukul 22.30 - 23.15 WAS.
Semoga Calon Jamaah Haji tahun 2018/1439 H, mendapatkan lebih banyak Informasi Non Teknis tentang Haji.
Tentu saja, Materi Haji selama di Mekah dan Madinah tidak boleh diabaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar