Minggu, 22 Februari 2015

TROWULAN MAKIN ASRI

Sudah lama, kami sekeluarga tidak berkunjung ke Situs Trowulan yang kaya akan budaya Nuansa Majapahit. Sepuluh tahu yl, tempat bersejarah terkesan penuh magnetik dan dikemas seperti masa lampau. Tata letak, taman, dan petugas adalah orang lama yang sedang bercerita. Saat ini Penampilan Museum, makam, candi, dan tempat bersejarah lebih menuju ke masa depan tanpa harus meninggalkan nilai kesejarahan. Taman-taman diatur rapi dan seindah mungkin. Penataan Ruang Museum lebih keren, modern, dan aman. Juru cerita klasik makin langka. Pengunjung banyak yang ingin sendiri, berombongan, dan tidak ingin terbebani dengan kisah-kisah masa lampau. Kebiasaan mengisi buku tamu dan tidak lupa sekedar memberi uang apa adanya tetap menjadi suatu tradisi. Berbeda dengan Museum, tempat bersejarah yang dikelola Pemkot Surabaya seperti Museum Tugu Pahlawan, digratiskan oleh Ibu Risma (Walikota terbaik III dunia tahun 2014). Tidak peduli itu pengunjung luar kota atau Asing gratis masuk Tugu Pahlawan. Untuk Museum Trowulan Pengunjung terkena retribusi Rp 5.000,00 untuk dewasa, dan usia SMP ke bawah Rp 2.500,00. Percandian sifatnya Sukarela. Tidak memeberi, ya ... tidak apa-apa ! Misi kami sekeluarga hanya satu yaitu mengenalkan pada Cucu sejak dini. Tanpa dikenalkan, mustahil generasi mendatang dapat menikmati secara langsung. Padahal pendidikan yang baik adalah APABILA KITA DAPAT MEMBAWA BENDA DI DEPAN KELAS. Atau paling tidak orang tua membantu sekolah dengan mendekatkan diri anak-anaknya pada obyek secara langsung. Bila tidak mungkin melalui gambar, cerita, dan Video. Jaman semakin maju. Ayo ... orang tua, jangan kalah dengan guru-guru yang bisanya hanya bercerita. Bahkan banyak hal yang diceritakan guru hanya sebatas membaca. Gurunya jarang dan bahkan tidak pernah ke tempat yang semestinya dapat dikunjungi sebagai sampel, mapel atau tema yang diajarkan. Selamat rekreasi setiap seminggu dan sebulan sekali.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar