Jumat, 09 September 2016

MURAL KENJERAN

Tahun 2014 bulan Nopember diadakan Kongres Pelajar se Nusantara. Saat itu salah satu agenda Dispendik Surabaya adalah membuat Mural di dinding pagar sepanjang jalan kenjeran pantai lama. Mural dilakukan oleh pelajar SMP/SMA/SMK yang sebelumnya dilakukan penjurian dengan ketat sebelum hasilnya dikanvaskan. Kurang dari dua tahun sejak Juli 2016, karya Pelajar Surabaya telah berubah menjadi Lukisan Cat Putih. Sangat disayangkan. Saat ini kami mencoba menampilkan kembali karya pelajar Surabaya. Semoga ke depan kita mampu menjaga hasil karya apapun. Paling tidak berusaha mendokumentasikan. Ayo ... kenali karyamu lewat foto berikut.
























































Sumber Internet :

Mural

Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.
Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapurtulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar.

Mural Definisi dan Perkembangannya

Selamat pagi hei kawan, dipagi penuh pesona cahaya mentari saat ini saya akan mencoba berbagi sejarah, definisi fungsi dan tujuan dari mural (wall image). Setelah brows-browsan kesana kemari comot sana sini akhirnya rampung juga artikel ini. Terima kasih bwt teman- teman yang telah ridho klw saya sadur karya-karya penuh inspirasinya baik tulisan maupun gambarnya.selain sebagai pelaku mural saya juga ingin mencoba untuk menuliskannya, "mari maang".

Definisi Mural.

Mural berasal dari kata ‘murus’, kata dari Bahasa Latin yang memiliki arti dinding.Dalam pengertian kontemporer, mural adalah lukisan berukuran besar yang dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior), langit-langit, atau bidang datar lainnya. Mural menurut Susanto (2002:76) memberikan definisi sebagai lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. Definisi tersebut bila diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya sebagai pembatas ruang maupun sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rumah atau gedung, namun dinding juga dipandang sebagai medium untuk memperindah ruangan. Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat pada bangunan gereja Katolik yang bercorak Barok yang melukis atap gereja yang biasanya berupa kubah dengan lukisan awan dan cerita di Alkitab.

Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.


Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian, mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar.

Sejarah dan Tujuan mural.

Akar muasal mural ternyata sudah dimulai jauh sebelum peradaban modern, bahkan diduga sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Jika ditilik dari pernyataan sejarah diatas berarti manusia lebih mengenal ekspresi gambar terlebih dahulu dibandingkan dengan tulisan. Mural dalam perjalananan seni rupa tidak bisa dilepaskan dari jaman prasejarah kira-kira 31.500 tahun silam, ketika ada lukisan gua di Lascaux, selatan Prancis. Mural yang dilukis oleh orang-orang jaman prasejarah ini menggunakan cat air yang terbuat dari sari buah limun sebagai medianya. Lukisan mural pada jaman prasejarah ini paling banyak ditemukan, di Prancis, ada sekitar 150 tempat mural ditemukan, kemudian di Spanyol ada 128 tempat dan di Italia mural ditemukan di 21 tempat. Gambar mural-mural tersebut sebagian besar banyak menceritakan tentang kisah perburuan, meramu, juga aspek religius manusia pra sejarah. Terdapat juga bentuk mural ekspresi dengan gambar cetakan-cetakan tangan sebagai bentuk ekspresinya. aksi melukis di dinding goa-goa tersebut sebagai bentuk mural generasi pertama

Pencitraan serupa ternyata ditemukan pula di Indonesia. Sejumlah gua kapur di Maros dan dinding-dinding kapur di Kolonodale, Sulawesi Tengah juga menyimpan gambar dinding dari masa prasejarah. Termasuk dalam mural generasi pertama antara lain imaji-imaji pada dinding piramid di Mesir, bangunan-bangunan pada masa Romawi, Yunani, Maya, juga tempat-tempat pemujaan di India dan Tibet.


Mural-mural di abad pertengahan atau zaman Renaissance memperlihatkan indikasi kemajuan yang pesat, baik dari segi teknik, bentuk dan fungsi. Fungsi mural di zaman ini lebih mengutamakan dari segi keindahan, tema dan gengsi status sosial bagi pemilik mural. Pada bagian Interior gereja-gereja di Italia, misalnya, diperindah dengan lukisan bergaya realis romantik, hasil dari rekaan imajinasi seniman kondang dimasa itu seperti karya Michaelangelo, Leonardo da Vinci, dan Raphael yang terinspirasi dari kisah-kisah Al Kitab. Pada masa itu, mural menjadi sebuah trend bagi kalangan jet sets di Prancis, Inggris, dan Jerman . Teknik yang populer digunakan kala itu adalah teknik fresko yakni melukis di dinding yang mencampurkan pigmen pewarna dengan plaster dinding yang baru dilapisi (masih basah) sehingga pigmen pewarna meresap dan merekat kuat pada dinding.




Mural Era Zaman Modern hingga kontemporer dengan tema politik, sosial, hingga tema industrial, diawali dengan lukisan mural size painting karya pablo picasso Guernica yang menceritakan tragedi pengeboman dibagian utara spanyol karena perang sipil di spanyol. Mural modern mulai populer terutama sejak Diego Rivera dan beberapa koleganya menggoreskan kuas pada dinding-dinding kota di Mexico City, Chapingo, Cuernavaca, San Francisco, Detroit, dan New York City Pada tahun 1931 yang kental dengan faham idealisme politiknya. Di negara-negara konflik, seperti Irlandia Utara, mural sangat mudah ditemui di semua dinding kota. Tercatat sekitar 2000 mural dihasilkan dari sejak tahun 1970 hingga sekarang dan dengan demikian Irlandia Utara-lah negara yang sangat produktif menghasilkan mural. Propaganda politik menjadi tema sentral dalam mural tersebut.
Mural kini bukan hanya sebagai media pelengkap interior meskipun fungsi tersebut tidak benar benar hilang namun mengalami perkembangan fungsi, lokasi, teknik, media dan thematic mural makin meluas sekaligus menguat dikalangan artist maupun street artist baik sebagai media propaganda sosial, kampanye instansi, idealisme dan ekspresi seniman itu sendiri. Mural kini lebih dikenal sebagai seni publik karena lokasi keberadaanya, tema maupun penyampaianya yang melibatkan langsung interaksi maupun opini masyarakat, membuat mural menjadi seni visual yang merakyat baik dan buruk semua itu dikembalikan pada interaksi dan pertanggung jawaban sang seniman dan masyarakat. Dari mural generasi pertama hingga mural terkini mural menjadi sebuah fenomena yang sensasional mari kita lihat hasil karya muralis kini:



Kini mural telah menjadi media ekspresi alternatif bagi para seniman yang ingin menyalurkan aspirasi langsung pada masyarakat. Mural yang terkadang tidak melulu menggambarkan keindahan namun lebih kepada penggambaran keadaan sosial yang bergejolak di masyarakat. apakah mural akan atau telah menjadi sebuah kebudayaan bagian dari masyarakat? Mari kita simak terus perkembanganya..


Mural adalah sebuah cara atau pengecatan yang mengandung karya seni yang biasa di aplikasikan pada media dinding dan plafon atau pada permukaan yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan seni lukis, Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan. Sama-sama jenis seni lukis, namun perbedaan antara seni lukis yang umum kita kenal dengan mural adalah pada alat dan medianya saja. Apapun itu tetap saja sebuah karya seni.
Dinas Pendidikan Surabaya
Farewell Party, Tutup KPN 2014
Details
 Created: 17 November 2014

     Selama tiga hari berturut-turut kebersamaan yang telah terjalin erat diantara para OSIS se-Nusantara yang tercipta melalui Kongres Pelajar Nusantara (KPN) harus diakhiri dengan sebuah perpisahan, namun perpisahan itu bukan akhir dari sebuah perjuangan untuk memajukan bangsa secara bersama-sama.
     Selasa malam, (11/11) bertempat di gedung Asrama Haji acara malam perpisahan (farewell party) diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya guna mengakhiri rangakain kegiatan  KPN 2014.
       Acara dimulai dengan pertunjukkan tari-tarian yang diabawakan oleh para pelajar dari SMKN 12 Surabaya, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan penyerahan cinderamata kepada perwaklian kab/kota yang mengikuti acara KPN.
       Dalam sambutannya, Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM menungkapkan kebersamaan yang telah terjalin dalam KPN dapat dijadikan sebuah motivasi perjuangan untuk bersama-sama memajukan bangsa dan negara kedepannya nanti.
      Ikhsan menambahkan, pengalaman-pengalaman dalam berorganiasasi lewat KPN ini diharapkan dapat menjadi bekal para calon-calon pemimpin muda ini untuk bersama-sama menjadi para generasi emas indonesia yang berakhlak mulia dan berwawasan global.
       Acara tersebut, juga diisi dengan peragaan busana masing daerah peserta KPN 2014. Tidak hanya peragaan busana, penampilan apik dari Vertical Six band SMPN 19 mampu membius ratusan pelajar, serta tak kalah hebohnya dengan penampilan dari PPDB band yang beranggota para pejabat di lingkungan Dispendik Surabaya.
        Pada kesempatan ini juga diserahkan piala sekaligus piagam kepada para pemenang lomba mural. Juara I diraih oleh tim dari SMAN 6, juara II diraih oleh tim SMPN 31, dan juara III diraih oleh tim dari SMKN 12. Untuk special mention direbut oleh SMPN 38 dan SMAN 14.
       Kejutan yang tidak disangka-sangka diterima oleh Natab Webi, pelajar asal Papua tersebut medapatkan sebuah alat komunikasi (HP) canggih guna mempererat persahabatan antar para peserta KPN lewat jejaring sosial. Pemberian alat komunikasi tersebut dilakukan oleh Sekretaris Dispendik Surabaya Drs. Aston Tambuna, M. Si.
        Menurut Natab, selama di Papua dirinya tidak memiliki alat komunikasi tersebut, bahkan ia pun tampak canggung ketika pertama kali menggunakan HP. Dirinya mengaku senang telah mendapatkan sebuah HP canggih, karena nantinya akan dibuat berkomunikasi dengan para peserta KPN lainnya. (Humas Dispendik Surabaya)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar