Sabtu, 19 September 2020

PERISTIWA 19 SEPTEMBER

 19 SEPTEMBER 


Tahun 2020 tanggal tersebut merupakan pergantian bulan Jawa atau Islam dari Sura/Muharam ke Safar tahun 1442 H.


Bila ditarik ke Belakang 75 tahun silam ada dua peristiwa Heroik.


1. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada (Sekarang : Monas) yaitu sekumpulan ribuan pemuda yang ingin memperingati satu bulan kemerdekaan (awalnya 17 September 1945) namun terhalang oleh Bala tentara Jepang. Hampir 10 jam rakyat menunggu Presiden dan Wapres RI (Sukarno - Hatta) yang akhirnya datang sekitar pukul 16.00. Riuh menyeruak gema suara pemuda, seketika sunyi senyap setelah pidato Bung Karno yang intinya Pemerintah akan tetap mempertahankan kemerdekaan dari serangan bangsa manapun. Walau hanya berbekal bambu runcing dan senjata hasil rampasan dari Jepang, Pemuda tampil gagah berani tidak takut pada nyawa sebagai taruhan. Menjelang senja dan Magrib, masa Pemuda dapat ditenangkan oleh Karismatik Sukarno yang tampil dengan pidato berapi-api dengan nada bicara yang kebapakan.

Pemuda dan masyarakat secara perlahan membubarkan diri tanpa ada pertumpahan darah dengan bala tentara Jepang.


2. Di Surabaya berbanding terbalik.

Residen Sudirman (bukan Jendral Sudirman) mendatangi hotel Yamato (sekarang hotel Majapahit) untuk menemui Plogman (pemuda Belanda) yang arogan karena sehari sebelumnya telah mengibarkan Bendera Belanda (Merah Putih Biru) di tiang Gedung sebelah Utara hotel Oranye.


Masa Pemuda meluapkan amarahnya dan meminta tentara Belanda (RAPWI) untuk segera menurunkan bendera Tricolor Belanda.


Insiden tak terelakkan ketika Plogman mengacungkan senjata pada Residen Sudirman mendapat perlawanan dari Pemuda. Sehingga peluru tersebut meletus.


Di luaran hotel Majapahit, para pemuda ada yang berani memanjat tiang bendera untuk menurunkan bendera Belanda,  merobek warna biru, kemudian menaikkan kembali hingga tersisa warna merah putih.


Pertunjukan Teatrikal Perobekan Bendera Belanda untuk tahun ini tidak dapat dilaksanakan.


Ibu Walikota, Anggota Dewan,  tokoh pejuang/veteran, Pemuda, Para pejabat SKPD Pemkot, Lurah Camat, Siswa SD/SMP yang terdekat ikut menyaksikan acara heroik tersebut.


Tahun ini, semua tinggal kenangan.

Entah sampai kapan hal ini berhenti.


Semoga Tahun depan semua berjalan seperti sedia kala, sehingga Detik-detik perjuangan bangsa dapat direfleksikan pada generasi pemula yaitu Anak Didik dan Generasi Muda.


Merdeka !!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar